Jumat, 16 Maret 2012

History Kebun Sawit Automobil

Perkembangan kendaraan bermotor di Pekanbaru propvinsi Riau dari tahun ketahun mengalami kemajuan yang pesat, hal ini terlihat dari semakin banyaknya kendaraan yang bersileweran dijalanan, seringnya terjadi kemacetan, panjangnya antrian kendaraan di trafick light, bermunculan showroom, bengkel dan tempat cucian kendaraan. Fenomena ini menarik perhatian Drs. H. Hamdani Syamsuddin (Hamdani) seseorang yang baru saja memasuki masa pensiun pada September 2008 dari sebuah perusahaan eksplorasi minyak di Riau yakni PT. Chevron Pacific Indonesia ( PT. CPI ) dimana dia telah bekerja selama lebih kurang 35 tahun di berbagai seksi pekerjaan yang dibebankan kepadanya dan hampir semua daerah operasi PT. CPI di Riau telah dijelajahinya sesuai penempatan jabatan pekerjaan. Setelah pensiun, Hamdani sering diskusi dengan seorang temannya bernama Supirman Soupian (Ajo) seorang mekanik mobil yang berpengalaman dan telah bekerja diberbagai bengkel mobil di Pekanbaru. Dari sinilah muncul keinginan untuk mendirikan bengkel mobil pada lahan yang telah dimilikinya sejak tahun 1997 di jalan Garuda Sakti KM 1, Panam Pekanbaru Pada Desember 2009 dia mulai membangun tempat usaha ini dengan pemborang Drs. Ngadlan, rencananya empat unit ruko berlantai dua yang akan digunakan untuk bisnis bengkel mobil dengan segala perlengkapan penunjang seperti spooring unit, balancer, tire changer, scissor lift, post lift, nitrogen, perlengkapan AC mobil dan hydraulic jack untuk cucian mobil. Di bengkel ini juga direncanakan untuk tempat penjualan berbagai macam ban mobil, velg, accessories dan mobil bekas. Untuk mengetahui peralatan bengkel, Hamdani beserta isteri Hj. Megawati, Ajo dan seorang rekan yang berpengalaman dibidang cucian mobil Agus Jaya mengadakan survey ke Jakarta. Disana diadakan peninjauan di dua showroom peralatan dan dirumah seseorang yang biasa mensuplay peralatan. Setelah kembali ke Pekanbaru, diputuskan membeli peralatan di Pekanbaru saja dengan pertimbangan mudah mendatangkan teknisi apabila peralatan mengalami gangguan. Hanya spooring unit saja yang dipesan dari Jakarta karena alat ini tidak ada di Pekanbaru. Pertimbangan tentang teknisi ternyata benar adanya, karena alat yang dibeli dari Jakarta ternyata susah mendatangkannya teknisinya, sehingga ketika alat akan dioperasikan teknisinya tidak datang dengan berbagai alasan yang mengecewakan. Sedangkan teknisi dari Pekanbaru dengan mudah dapat didatangkan ke bengkel. Namun demikian dengan bertanya kepada orang mengetahui serta melakukan trial and error , akhirnya seluruh alat dapat dioperasikan dengan baik. Pembangunan ruko sementara diselesaikan satu lantai untuk percepatan memulai usaha, ini memakan waktu sepuluh bulan karena lahan harus ditimbun untuk ditinggikan satu meter agar posisi bengkel cukup tinggi untuk mencegah agar tidak terendam banjir yang sering terjadi di jalan Garuda Sakti. Mengenai nama perusahaan, mempunyai latar belakang tersendiri, pada awal tahun 2009, atau beberapa bulan setelah pensiun, Hamdani memasuki pendidikan S2 jurusan Komunikasi Bisnis di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dengan tempat kuliah di UMRI Pekanbaru. Selama kuliah inilah wawasan bisnis Hamdani mulai meningkat dan dari sini pulalah didapatkan ilham tentang nama perusahaan yang tepat. Dalam salah satu materi kuliah yang berhubungan dengan merek dagang atau merek perusahaan, dijelaskan bahwa merek harus menarik, unik, menimbulkan tandatanya khalayak dan mudah diingat. Berdasarkan hal itulah, Hamdani dan keluarga akhirnya memutuskan untuk memberi nama perusahaan dengan nama CV. Kebun Sawit. Karena perusahaan ini bergerak dibidang automobil maka untuk bengkel diberi nama Kebun Sawit Automobil dengan alasan: merek menarik, merek unik, merek mudah diingat dan merek akan menimbulkan tandatanya bagi calon pelanggan. Disamping itu, jalan Garuda Sakti adalah jalan yang selalu dilewati oleh orang-orang yang memiliki kebun sawit, yang kondisi ekonomi mereka cukup baik dan rata-rata memiliki mobil. Inilah kelompok yang diharapkan akan menjadi pelanggan bengkel. Alasan lain yang tidak dapat dikesampingkan adalah bahwa sebahagian modal usaha bengkel ini merupakan hasil penjualan beberapa kapling kebun sawit yang sebelumnya dimiliki oleh Hamdani sekeluarga. Pada tahun 2010, tepatnya 17 Ramadhan 1431 H. bersamaan dengan 27 Agustus 2010 diadakan peresmian pembukaan bengkel dengan acara buka puasa bersama para undangan yang terdiri dari tetangga, masayarakat sekitar bengkel, kawan-kawan pegawai PT. CPI dan rekan-rekan pensiunan serta rekan bisnis lainnya. Adapun yang mengelola bengkel pada mulanya adalah: Drs. H. Hamdani Syamsuddin sebagai direktur, Supirman Soupian sebagai Manejer Operasi, Herly Dessirani S.Sos sebagai Manejer Keuangan, Acep Mulya Setiadi SH. sebagai Manejer Pemasaran ditambah dengan empat orang mekanik, satu orang front office dan tiga orang tukang cuci mobil. Sebagai perusahaan yang baru berumur satu tahun, bengkel ini masih jauh dari keuntungan materi, pengelola terus belajar bagaimana untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, bagaimana meningkatkan omset, bagaimana meningkatkan relasi bisnis, bagaimana meningkatkan manfaat bengkel untuk semua stakeholder termasuk manfaat bagi para siswa yang magang. Untuk itu, Kebun Sawit Automobil selalu mengadakan improvement termasuk perubahan sumber daya manusia untuk pengelolaan bengkel. Sumber: Hamdani Syamsuddin, September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar